Sekilas Lara
Oleh: Evi
Gadis itu
berhasil membuat fokus Dava selalu tertuju padanya. Pelanggan setia yang selalu
singgah di kedai teh miliknya menjelang malam.
Seperti
biasa, gadis itu akan duduk di dekat jendela. Ia hanya akan duduk diam
memperhatikan langit yang mulai gelap. Air muka gadis itu memancarkan
kesedihan, tak jarang air mata keluar dari pelupuk matanya.
Pandangan
Dava beralih ke secangkir teh yang berada di hadapan gadis itu. Kepulan asap
sudah menghilang, menyisakan teh yang mulai mendingin.
"Gadis
aneh." Dave menoleh, mendapati temannya berdiri di sampingnya. "Sudah
aku tawarkan berbagai racikan teh terbaru dari kita, tapi tetap saja pesanannya
hanya satu. Secangkir teh dengan sedikit gula dan selalu berakhir di
pembuangan. Entahlah, tak pernah sekalipun aku melihat gadis itu meminum teh
pesanannya. Yang dilakukan gadis itu hanya temenung menatap langit."
Gadis itu
beranjak dari posisinya meninggalkan secangkir teh yang masih bertengger manis
di tempat semula–saat pelayan mengantarkan pesanannya.
"Kadang
aku berpikir, apakah aku salah memasukkan garam saat pertama kali menghidangkan
teh untuknya?"
Dava hanya
melirik sekilas temannya. "Entahlah."
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar :)