Hikayat Gajah dan Alam
Oleh: Alia
Alkisah hiduplah seekor gajah yang selalu merasa sedih saat hewan lain
mengejek bentuk tubuhnya. Hingga sang gajah akhirnya hidup menyendiri di tengah
hutan. Pada suatu hati, bertanyalah ia pada sang mentari.
"Wahai mentari, mengapa Tuhan menciptakanku seperti ini? Apakah
Tuhan ingin membuat semua hewan mengejekku?" Di atas langit, mentari
memandang sang gajah dengan cahayanya yang begitu terang.
"Wahai gajah, berjalanlah engkau melewati hutan dan bertanyalah.
Maka, alam akan menjawab setiap pertanyaan yang kau tanyakan."
Mentari langsung tertutup awan, sejenak menghalangi sinarnya yang
mengenai sang gajah. Dan gajah pun langsung melaksanakan apa yang mentari
katakan. Ditapakinya jalan-jalan di hutan, keluar dari rumahnya di dekat danau.
Di tengah jalan, dilihatnya seekor harimau yang berdiri di atas batu.
Sang harimau nampak begitu gagah dengan tubuhnya yang lebih kecil dari tubuh
gajah. Sang gajah pun akhirnya bertanya, "mengapa Tuhan menciptakanku dengan tubuh besar?"
Mendengar gajah bertanya, bumi langsung menjawab, "Tuhan memberimu tubuh yang besar agar kau mampu dengan mudah
berjalan di atasku tanpa terhalang apa pun."
Mendengar jawaban bumi, sang gajah pun merasa senang. Dibawanya lagi
kakinya untuk melangkah. Melewati padang rumput yang begitu luas. Berhentilah
gajah di sana. Kali ini dipandanginya seekor kuda dengan telinga yang lebih
kecil dari miliknya. Ia pun kembali bertanya, "mengapa Tuhan menciptakanku dengan telinga selebar ini?"
Angin kemudian menjawab, "Tuhan memberimu telinga yang lebar agar kau mampu mendengar berita
yang kubawa, supaya kau tahu apa yang ada di depan dan di belakangmu."
Senyum kembali terkembang di wajah sang gajah. Betapa senangnya ia
mendengar jawaban yang diberikan angin padanya. Gajah pun kembali berjalan.
Hingga ia sampai di pinggiran sungai yang begitu jernih airnya. Di sana ia melihat
seekor rusa yang sedang meminum air di pinggir sungai. Kedua matanya nampak tak
henti memandang hidung sang rusa yang begitu kecil, "mengapa Tuhan menciptakanku dengan hidung yang begitu
panjang?"
Kini airlah yang menjawab, "Tuhan memberimu hidung yang panjang agar kau bisa meminumku sepuas
hatimu."
"Dan agar kau bisa mengambilku dengan mudah dari puncak dahan yang
tinggi." Daun di atas pohon ikut menimpali.
Mendengar semua jawaban yang diberikan alam padanya membuat gajah
semakin merasa senang. Tak pernah disangka olehnya jika apa yang selalu ia
keluhkan ternyata sangat bermanfaat baginya. Menyadari bahwa selama ini apa
yang diberikan padanya adalah yang terbaiknya baginya.
Melihat sang gajah yang melompat riang, mentari pun kembali muncul dari
balik awan. Mentari langsung tersenyum begitu lebar dan kembali berkata, "sesungguhnya Tuhan menciptakanmu dalam kebaikan, dan seluruh
pemberian Tuhan kepadamu adalah kebaikan untukmu."
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar :)